Pasti bukan sekali dua kali anda belanja ke mini market atau pusat perbelanjaan, dan harus membayar dengan nominal misalnya Rp 18.700, setelah anda bayar dengan selembar uang duapuluh ribuan, anda akan mendapatkan kembalian dua keping koin 500 perak dan satu koin 200 perak dan 100 perak.
Dan anda bingung.. mau dikemanakan uang tersebut?!
Beberapa dari anda mungkin akan bilang ya disimpen buat bayar nanti lagi kalau ada keperluan bayar kan? Iya betul, untuk nanti bayar belanjaan lagi..
Bener?
Saya kadang kalau terima kembalian seperti tadi itu, mikirnya adalah yang koin 500 perak oke deh, bisa dimasukin kantong kecil jeans, kalau nanti memang ada perlu bayar nominal seribu misalnya, tapi yang koin 100 perak dan 200 perak ini yang bingung mau dikemanakan. Kadang disedekahkan ke pengemis aja mereka malah ngedumel masak cuma dikasih 200 perak?!
Lain halnya kalau saya berada di luar negeri, yaa ngga usah jauh-jauh lah, ke Singapore aja. Itu yang namanya uang “penny” kalau saya kesana, bisa habis saya bikin buat belanja, entah di vending machine buat MRT ataupun belanja di Circle K. Entah kenapa, disana memang nominal belanja pun dibuat agar uang koin itu bisa dibelanjakan ya, jadi ngga mubazir kita nyimpen koin-koin tersebut. Hal yang sama juga waktu saya pergi ke Tokyo, yang namanya yen nominal kecil itu masih bisa dibuat belanja.
Yang pernah saya lakukan waktu dulu masih rutin menggunakan mobil untuk beraktifitas, itu uang koin 100 perak dan 200 perak saya satukan dan isolasi menjadi paket 500 perak atau 1000 deh, buat bayar “tol cepek” kalau pas mau muter balik. Bayangkan kalau kepingan-kepingan itu musti saya bawa sendiri tanpa mobil, wah.. musti bawa kantong plastik mungkin yaa..
Ya begitulah, kalau saya pikir, kadang nasib uang koin 100 dan 200 perak ini koq sudah agak minim penggunaannya ya, bahkan di beberapa mini market ya akhirnya ditawarkan untuk “didonasikan” saja kan, dan biasanya saya iyakan.
Bagaimana dengan uang koin yang anda miliki ? Apa yang anda lakukan untuk menyimpan atau menggunakaannya ? Silahkan tulis dan berbagi di kolom komentarnya yaaaa
Keisar Tampubolon 